Tentang Pulmo.id

Perkembangan penyakit menuntut juga ikut berkembangnya diagnosis dan terapi. Era kemajuan teknologi dan industri diharapkan juga dapat mendukung percepatan temuan penyakit dan efektivitas pengobatan penyakit pada pasien terkhusus dalam bidang Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi di Indonesia. Disini lain, kesadaran masyarakat akan kesehatan mulai meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sebagai dampak pandemi COVID-19 yang mendunia. Kekhawatiran masyarakat akan problem kesehatan meningkat namun disisi lain masyarakat justru tidak berani datang ke fasilitas kesehatan terutama rumah sakit. Fenomena ini menjadi salah satu celah faktor lahirnya startup yang bergerak di sektor kesehatan atau dikenal dengan istilah HealthTech (Health Technology).

HealthTech menurut WHO (World Health Organization) didefinisikan sebagai penerapan pengetahuan dan keterampilan yang terorganisir dalam bentuk perangkat obat, vaksin, prosedur, dan sistem yang dikembangkan untuk memecahkan suatu masalah kesehatan duna meningkatkan kualitas hidup manusia. Layanan HealthTech memegang peranan yang krusial di masa pandemi. Dilaporkan dalam e-Conomy SEA 2020 dari Google, Temasek, dan Bain & Company menyebut bahwa pengguna layanan HealthTech meningkat drastis sampai 4 kali lipat selama pandemi. Jumlah investasi di sektor HealthTech pada semester pertama tahun 2020 berjumlah 50 investasi (USD 22 juta), hal ini naik cukup signifikan dibandingkan satu tahun sebelumnya yang hanya 45 investasi (USD 19 juta).

Pertumbuhan tersebut membuka peluang investasi HealthTech di Indonesia. Kita telah mengenal berbagai Startup HealthTech yang proaktif dalam teknologi berbasis aplikasi mobile Telemedicine. Beberapa startup tersebut telah meraih penghargaan HealthTech Innovation.

Big data adalah kumpulan data yang lebih besar dan juga lebih kompleks terutama dari sumber data yang baru. Set big data ini sangat banyak sehingga software untuk pemroses data tradisional tidak akan mampu mengelolanya. Big data yang besar ini bisa digunakan untuk mengatasi berbagai macam masalah termasuk masalaha kesehatan yang mana sebelumnya tidak bisa diatasi. Big Data dalam bidang kesehatan akan menerapkan analitik yang bisa membuahkan hal positif bagi dunia kesehatan. Big Data ini akan mengacu pada informasi dengan jumlah yang besar kemudian dikonsolidasikan dan dianalisis oleh teknologi kemudian diterapkan pada bidang kesehatan. Big Data dapat digunakan untuk mencegah epidemi (preventif) dan mengobati penyakit (kuratif).  Di dalam praktiknya Big Data ini dapat digunakan untuk mendapatkan data pribadi pasien yang bisa digunakan untuk mengurangi kesalahan pihak rumah sakit pada sisi diagnostik dan terapetik. Selain itu Big Data dari berbagai macam sumber dapat efektif dalam melakukan prediksi kesehatan (predictive medicine).

Harus disadari bahwa teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) saat ini sudah banyak bertebaran dan diterapkan di berbagai bidang kehidupan termasuk kesehatan. AI bisa kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti asisten virtual Google dan Siri pada iPhone. AI bukan saja asisten virtual robotik seperti Jarvis (pada film Iron Man), namun lebih luas dari itu, AI bisa diterapkan dalam berbagai hal pada kecerdasan mesin yang bisa memberikan respon layaknya manusia. AI diprediksi akan terus berkembang dan lebih cerdas dan tidak terhindarkan. AI adalah simulasi dari kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang dimodelkan di dalam mesin dan diprogram agar bisa berpikir seperti halnya manusia.

AI adalah aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan perilaku yang dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia. AI merupakan sistem komputer yang bisa melakukan pekerjaan yang umumnya memerlukan tenaga manusia atau kecerdasan manusia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. AI merupakan teknologi yang memerlukan data untuk dijadikan pengetahuan, sama seperti manusia. AI membutuhkan pengalaman dan data supaya kecerdasannya bisa lebih baik lagi. Poin penting dalam proses AI adalah learning, reasoning dan self correction. AI perlu belajar untuk memperkaya pengetahuannya. Proses belajar AI akan belajar dengan sendirinya berdasarkan pengalaman AI saat digunakan oleh manusia. AI diprogram untuk terus belajar dan membenahi diri sendiri dari kesalahan yang pernah dibuatnya.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia perlu juga turut ambil peran dalam mengoptimalkan peran digital khususnya dalam bidang Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi guna juga mendukung peningakatan derajat kesehatan bangsa Indonesia. Pengembangan yang dapat dilakukan termasuk pengembangan big data, telemedicine, dan kecerdasan buatan untuk promotive, preventive, curative, rehabilitative dan predictive pulmonary medicine.